Rabu, 23 Januari 2019

LEARNING DISABILITY (KESULITAN BELAJAR)


Pernah mendengar kata-kata ini kawan?
"Pak, yang mana mau dikerjaka? "Bu, gak berani! dan sebagainya, merupakan kalimat keluhan, kebingungan dan ketidakpahaman dari para peserta didik kita. Hal itu bisa jadi adalah disebabkan kesulitan belajar yang dialami peserta didik. Nah, untuk itu mari kita baca ringkasan tentang LEARNING DISABILITY (KESULITAN BELAJAR) dari salah satu psikolog, Ibu Fajrina Rahmi.

Mengenal Learning Disability (Kesulitan Belajar)
Walaupun kesukaran belajar bisa terjadi bersamaan dengan kondisi kecacatan lain (seperti kerusakan sensoris, retaradasi mental, gangguan emosional serius) atau karena pengaruh ekstrinsik (seperti perbedaan budaya, instruksi yang kurang memadai/kurang tepat), ini bukanlah akibat dari kondisi-kondisi atau pengaruh-pengaruh tersebut. 

Apa itu kesulitan belajar? Kesulitan belajar merupakan hambatan pada satu atau lebih proses psikologis dasar yang mencakup baik bahasa lisan atau tulisan, hambatan dapat berupa  ketidakmampuan membaca, menulis, berpikir atau berhitung. Mempunyai IQ rata-rata / di atas rata-rata, tetapi sering gagal berprestasi di sekolah, bukan disebabkan karena tuna kecacatan fisik, tetapi lebih disebabkan karena disfungsi minimal otak. 

KARAKTERISTIK KESULITAN BELAJAR

  • Dilihat dari gejala yang diperlihatkan
  • tidak ada perilaku yang sama
  • Variasi Interindividual
  • Variasi Intraindividual
ADA 6 MASALAH KARAKTERISTIK KESULITAN BELAJAR

1. Masalah Prestasi Akademis, Seperti
  • Disleksia
  • Disgrafia
  • Diskalkulia
  • Lisan (mekanikal=syntax, semantic, phonology)  
2. Masalah Perseptual, Perseptual motor dan koordinasi umum.
  • Kesulitan mengingat bentuk visual (puzzle)
  • Cenderung tertukar b dan d
  • Sulit membedakan dua bunyi yang hampir sama, fit dibaa fib
  • sukar mengikuti arahan lisan
  • sulit dalam aktivitas fisik yang melibatkan motorik
3. Gangguan atensi dan hiperaktivitas
  • anak sulit berkonsentrasi dalam satu tugas dalam waktu tertentu
  • gagal mendengarkan orang lain. tidak berhenti bicara
  • langsung mengeluarkan apa yang ada dalam pikiran
  • tidak terorganisir dalam merencanakan kegiatan sekolah maupun luar sekolah
  • sering mengalami masalah atensi
4. Masalah memori, kognitif dan metakognitif
  • susah mengingat tugas dan janji
  • kesulitan mengingat kembali informasi segera setelah melihat atau mendengarnya
  • kesulitan untuk menyimpan informasi sementara mengerjakan tugas kognitif lainnya
  • berpikir tidak terorganisir sehingga bermasalah dalam perencanaan kegiatan
  • metakognisi, kesulitan dalam menilai sulit tidaknya sebuah tugas dan sebagainya.
5. Masalah sosial emosional
  • sering ditolak oleh taman-temannya
  • memeiliki konsep diri yang buruk
  • pada masa dewasa, pengalaman menyakitkan pada masa kecil menjadi sulit disembuhkan
  • mereka memiliki resiko mengalami depresi bahkan bunuh diri jika masalah penolakan dan pengucilan tidak dapat diatasi dengan baik
6. Masalah Motivasional
  • membiarkan sesuati terjadi tanpa berusaha mengontrolnya
  • percaya bahwa hidup mereka dikontrol oleh faktor faktor eksternal seperti keberuntungan atau takdir
  • learned helpness
PENYEBAB KESULITAN BELAJAR

Ada 3 kategori utama yang menjadi penyebab:
  1. kerusakan otak (brain damage)
  2. ketidakseimbangan biokimia (biochemical imbalanced)
  3. faktor lingkungan (environmental factor)
1. Kerusakan Otak
  • adanya cedera otak dan disfungsi saraf pusat
  • sekitar 20% anak yang mengalami kesulitan belajar menunjukkan adanya luka / kerusakan pada otak sebelum (prenatal), selama (perinatal) dan setelah (postnatal) kelahiran
  • menggunakan EEG
2. Ketidakseimbangan Biokimia
  • ketidakmampuan saluran darah dalam mensintesis vitamin dalam jumlah yang normal
  • masalah biokimia dalam tubuh dapat mempengaruhi dan proses belajar anak
3. Faktor lingkungan
  • gangguan emosional
  • kurangnya motivasi
  • instruksi/pelajaran yang kurang
Nah, untuk mengetahui apakah anak mengalami kesulitan belajar, maka dapat kita lakukan identifikasiya dengan data yang diperoleh dari:
  1. Case history- melalui interview
  2. observasi
  3. Informal testing
  4. Formal Standart Test
Tes informal untuk mengenali hambatan visual pada anak adalah :
  1. Diskriminasi visual
  2. Bentuk dan latar
  3. Asosiasi visual dan Closure
  4. Ingatan Visual
  5. Konstansi Visual
1. Tes Diskriminasi Visual
  • mengalami kesulitan melihat gambar berdimensi
  • mengalami kesulitan menghubungkan yang abstrak dengan pengalaman yang konkrit
  • mengalami kesulitan memahami bahwa benda nampak kecil bila jarakya semakin jauh.
2. Bentuk dan Latar
mengalami kesulitan dalam hal:
  • memusatkan pada detail
  • memisahkan pokok dan latar belakang
  • adanya gerak (sulit menelusuri garis)
  • menangkap bola (nampak objek lain)
  • membuat contoh (salin dari papan tulis)
  • mengalami kesulitan melitah yang sentral
3. Asosiasi Visual dan Closure
  • tidak dapat menambah huruf yang hilang
  • dapat bercerita tetapi tidak bisa menuliskannya
  • mengalami kesulitan memanipulasi simbol matematika (+, -, :, x)
4. Ingatan Visual
  • menceritakan kembali apa yang dilihat pada gambar apa yang baru aja dibaca atau apa yang baru saja dilihat di TV/film
  • menceritakan urutan gambar, ejaan dari kata
  • mengingat kembali posisi, letak atau arah
  • mengingat stimulus visual, warna, bentuk terutama bila terjadi perubahan ukuran, detail dan posisi
5. Tes Konstansi Visual
  • mengalami kesulitan melihat gambar berdimensi misalnya persegi dilihat sebagai segi empat
  • kesulitan menghubungkan yang abstrak dengan pengalaman yang konkrit di lingkungan sehari-hari, misalnya, tidak tahu bahwa pisang lebih kecil dari pepaya
  • mengelami kesulitan memahami bahwa benda nampak kecil bila jaraknya semakin jauh dari pengamatan visual

DAMPAK KESULITAN BELAJAR
  • Segi psikologis: penggunaan bahasa lisan/tulisan berpikir, mengeja. matematika, pemahaman bahasa motorik.
  • Segi sosial emosional: labil, tempramen, impulsivitas, interaksi sosial
  • Segi pendidikan: pelajar yang tidak aktif, tidak punya strategi dalam belajar, learned helpness.

SUHENDRA

Author & Editor

A Teacher || Businessman || Father || Warrior of Civilization

0 komentar:

Posting Komentar