Hari
ini, persis sehari setelah milad ke 22 tahun hitungan dunia keberadaan
saya di dunia fana dan semu ini. 1 tahun berkurang jatah hidup dan 1 tahun
bertambah hitungan mundur sisa hidup saya.
Tulisan ini ada diiringi lagu Opick berjudul “Bila
waktu telah berakhir” kira-kira
syairnya spt ini;
Bila waktu telah berakhir, teman sejati
tinggallah amal. Bila waktu telah terhenti teman sejati tinggallah sepi.
Kemudian terngiang di fikiran saya akan
nasihat Iman Al Ghazali yang lain bahwa “Yang terdekat dari seorang manusia adalah
KEMATIANnya sendiri”.Betapa sebuah nasihat yang luar biasa
bermakna, sangat menyentuh dan tentunya sarat dengan ilmu illahi yang sangat
dalam untuk digali lebih lanjut. Sebuah perjalanan panjang yang akan saya
hadapi nanti, anda juga akan menghadapinya. Pertanyaannya, Are you ready? Ready
gak ready yaah musti ready-laah…
Saya
teringat kala seseorang yang menderita
asma, dia menyiapkan obat khusus asma yang dibawanya kemanapun dia pergi dan
selalu ada di kantong atau tasnya. Obat itu dipergunakannya pada saat penyakit
asmanya kambuh, anytime…anywhere…obat tsb harus selalu ada di dekat dirinya. dia
saya selalu “menyiapkan” obat tersebut untuk mengantisipasi sesuatu yang tidak
di inginkan apabila penyakti asmanya kambuh yang tak kenal tempat dan waktu.
Persiapan semakin matang dikala dia melakukan perjalanan jauh untuk
mengantisipasi hal-hal yang tidak dinginkannya. Bahkan bukan hanya dirinya yang
menyiapkan obat tersebut, seluruh keluarganyapun tak luput dari persiapan dan
selalu memberi “warning” kepadanya agar siap sedia dgn obat tsb. Jadi
“persiapan” akan kambuhnya penyakit asma tsb bersifat jama’ah karena kepedulian
keluarga thd kesehatan dirinya.
Bagaimana
sikap kita dengan KEMATIAN kita? Sebuah kondisi yang melebihi kondisi sakit
penyakit asma atau bahkan penyakit yang paling parah sekalipun. Sudah seberapa
besar persiapan kita untuk KEMATIAN kita? Sudah seberapa peduli keluarga kita
untuk mengingatkan dan membantu mempersiapkan diri kita menghadapi KEMATIAN
kita? Apa yang sudah kita persiapkan untuk menghadapi sesuatu yang pasti
tersebut. Tidak semua orang mengalami penyakit asma, namun tidak satupun orang
yang akan luput dari KEMATIANNYA sendiri. Pintu gerbang menuju tempat yang
abadi dan panjang untuk kita jalani. Nerakakah atau Surgakah tempat kembali
kita nanti? Hanya 2 tempat itu yang akan jadi muara segala kegiatan kehidupan
kita sekarang ini dan alangkah naifnya apabila seorang manusia hanya mempunyai
satu tujuan muara kehidupannya, dunia.
Dunia
tidak lebih sebagai tempat nongkrong yang tidak berguna yang berisi candaan dan
gurauan semata. Allah swt mengingatkan kita akan hal itu dalam surat Al
An’am:32.
“Dan tidaklah Dunia ini selain permainan dan senda gurau
belaka.”
Yup!
Canda dan gurau belaka KECUALI bagi orang-orang beriman yang mempergunakannya
untuk mempersiapkan bekal dengan berbagai kegiatan ibadah, berbagi kebaikan,
sedekah dan amal jariyah lainnya. Lalu coba korelasikan ayat di atas dengan
ayat lain pada surat Ali Imran: 185 berikut ini:
“Tiap-tiap yang berjiwa akan
merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan
pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka
sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan
yang memperdayakan.”
Bila
kita kembalikan pada arti mainstream sebuah milad atau ulang
tahun, milad biasa dirayakan dengan canda tawa, pesta
meski kecil-kecilan, berbagi senyum dan bahkan berbagi do’a yang terkesan
basa basi karena doa-doa yang dipanjatkan tidak menyebutkan nama Allah dalam
pengharapannya. Dikatakan “Semoga panjang umur” dan bukan “Semoga Allah
memanjangkan umur kamu penuh keberkahan”…dikatakan “Semoga Sukses selalu” dan
bukan “Semoga Allah memberikan kesuksesan kepada kamu”. Bukankah itu basa basi
namanya?
Pantaskah
kita merayakan hilangnya waktu? Sudikah kita merayakan
bertambahnya peluang mendekati kematian? Sudah seberapa siap dan
urgentkah kita menanti berakhirnya waktu kita? Sebuah proses tentunya
melebihi sakitnya asma yang kambuh. Are you ready?
Ya
Allah, Rabb ku yang Maha Agung dan Maha Tingi…berkahilah sisa umurku ini,
matikanlah aku dalam keadaan khusnul khatimah. Amien